Unilever Menang dalam “2007 Indonesian Most Admired Knowledge (MAKE) Award”
Unilever Indonesia, pemenang 2006 Indonesian MAKE Award, tahun ini kembali memenangkan 2007 Indonesian MAKE Award untuk overall category. Selain menjadi pemenang, Unilever juga menjadi salah satu pembicara dalam Konferensi Knowledge Management (KM) Pertama di Indonesia, yang diselenggarakan oleh Dunamis Organization Services tadi malam (1/8), di Hotel Gran Melia, Jakarta.
Kemenangan Unilever dalam 2007 Indonesian MAKE Award, akan membawa Unilever, mewakili Indonesia menuju ke tingkat Asia bersama dua perusahaan lain yaitu Astra dan Excelcomindo Pratama.
Unilever yang diwakili oleh Josef Bataona, Direktur Corporate Relations dan HR PT Unilever Indonesia Tbk., berbagi best practise sharing dalam mengaplikasikan serta mengimplementasikan KM di perusahaan. Hadir dan sebagai pembicaran dalam konferensi tersebut adalah DR Miranda S. Goeltom, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia; Rory L. Chase, Managing Director Teleos Inggris; Satyo Fatwan, Partner Dunamis Organization Services dan 2 pakar KM dari Filipina yaitu DR Serafin D. Talisayon dan Alwin S. Sta Rosa.Acara ini dihadiri pula oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Bp. Kusmayanto Kadiman.
Josef Bataona mengatakan, “Kami bersyukur dan berterima kasih atas penganugerahan penghargaan ini, yang merupakan cerminan dari komitmen Unilever untuk pengembangan karyawan melalui medium knowledge sharing. Karyawan dengan wawasan dan pengetahuan yang luas adalah basis dari keberhasilan perusahaan”.
Ajang seperti Most Admired Knowledge Enterprise ini, papar Josef, memiliki arti penting bagi Unilever karena selain merupakan salah satu parameter bagi Unilever untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap perusahaan, juga merupakan salah satu pemicu motivasi bagi karyawan-karyawan untuk terus mengembangkan diri.
Lebih lanjut Josef mengatakan, ”Kami percaya pada pengembangan karyawan sebagai manusia seutuhnya, meliputi pikiran dan hati mereka. Kami berupaya untuk meyentuh hati mereka, lebih dari sekedar pelatihan keahlian dan kemampuan. Apabila kami mampu meyakinkan karyawan untuk memadukan pikiran dan hati mereka dalam pekerjaan, mereka akan termotivasi dan siap melakukan hal-hal besar.“
“Kami juga sangat senang dapat berbagi best practice sharing dalam Konferensi Knowledge Management ini”, tambah Josef.
Indonesian KM Conference & Workshop diselenggarakan untuk melengkapi upaya perusahaan dalam mendorong terciptanya intellectual capital dan kekayaan melalui penciptaan pengetahuan. Acara ini mendapat dukungan internasional yaitu dari Asian Productivity Organization – yang berbasis di Tokyo dan Teleos dari Inggris.
Indonesian Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Study adalah ajang untuk mengukur komitmen dan kematangan organisasi dalam knowledge management. Manfaat studi MAKE ini bagi organisasi adalah untuk mengetahui tingkat kesuksesan perusahaan dalam hal knowledge strategy dibandingkan dengan kompetitor atau perusahaan-perusahaan dunia yang knowledge-driven.
Pengukuran yang digunakan dalam menilai organisasi dalam Indonesian MAKE Study, sama dengan yang digunakan untuk MAKE di tingkat Asia dan Global, yaitu delapan kriteria berikut:
- Menciptakan budaya perusahaan yang didorong oleh pengetahuan
- Mengembangkan knowledge workers melalui kepemimpinan management senior
- Menyajikan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan
- Memaksimalkan modal intelektual perusahaan
- Menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif
- Menciptakan suatu organisasi pembelajar
- Memberikan nilai berdasarkan pengetahuan tentang pelanggan
- Mentransformasikan pengetahuan perusahaan menjadi nilai bagi pemegang saham