Pertamina Tingkatkan Kapabilitas melalui Knowledge Management

<!– @page { margin: 0.79in } TD P { margin-bottom: 0in } P { margin-bottom: 0.08in } –>Knowledge Management Pertamina (Komet) telah diluncurkan untuk melestarikan aset perusahaan berupa pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman operasional yang dimiliki individual para pimpinan dan pekerja. Pertamina memandang perlu adanya pengelolaan intangible asset ini agar bisa dipergunakan untuk mendukung berbagai program terobosan yang terus dilakukan Pertamina. “Pemahaman knowledge management ini sangat esensial dan harus dikuasai oleh semua yang ada di perusahaan ini,” kata Dirut Ari H. Soemarno ketika meresmikan Komet di Lantai M, Gedung Utama, Kantor Pusat Pertamina, Rabu (5/11).
Dirut menekankan perlunya pengetahuan teknis operasional diketahui seluruh pekerja Pertamina, termasuk pekerja di unsur penunjang Oleh karena itu, kata Ari, tata cara mengelola pengetahuan kita sendiri sangat penting dipahami bersama. “Ini adalah bagian dari transformasi kita, bagian dari upaya kita untuk memperbaiki diri,” tegas Dirut.

Hadir juga dalam acara peluncuran Komet, Direktur Umum dan SDM Waluyo, dan pembicara khusus  Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda Gultom.

Miranda Gultom membeberkan pengalaman BI membangun Knowledge Management. “Harus ada beberapa orang yang menjadi motor dan jangan lupa harus didukung dana dan infrastruktur,” katanya.

PORTAL PERTAMINA

Program Knowledge Management, menurut VP Strategic HR Hasnil Rasyid membuat setiap pekerja dapat berbagi pengalaman, berbagai pengetahuan, tentang apa yang dimiliki dan apa yang dimiliki teman kerja.

“Selama ini knowledge masih melekat pada individu-individu. Dan itu perlu dibagi dengan orang lain, sehingga saling memperkaya sebagai explicit knowledge yang dimiliki secara bersama dan bisa dilatihkan kepada orang lain,” jelasnya.

Bagi pekerja yang ingin menyumbangkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilannya bisa mengakses portal.pertamina.com.

Di situ pekerja bisa menuliskannya sehingga menjadi pengetahuan yang bisa diakses oleh pekerja lain.

Tujuan pengelolaan pengetahuan ini menurut Dirut Ari H. Soemarno adalah dalam rangka mendukung berbagai terobosan yang dilakukan Pertamina yang selalu menuntut menggunakan pengetahuan kita secara optimal.

Dirut mengakui Pertamina belum memiliki pengalaman dan belajar secara sistematis bagaimana cara pengelolaan pengetahuanpengetahuan, data-data yang dimiliki oleh perusahaan.

“Inilah kenapa pada hari ini kita me-launching Knowledge Management System, bagaimana cara kita mengelola pengetahuan, data, dan sebagainya. Karena itu harus kita manfaatkan secara optimal,” tegasnya.

Hal tersebut, menurut Dirut, untuk meningkatkan selalu pendapatan perusahaan.

Karena hanya dengan itu, maka taraf hidup para pekerja Pertamina bisa meningkat.

Itu semua harus sejalan, kata Dirut. “Tidak bisa yang satu maunya duduk-duduk tapi tetap gajinya naik. Nggak bisa. Itulah intinya kita sebagai badan usaha yang harus terus bersaing dan kompetensi untuk meningkatkan kinerja,” katanya.

Sementara itu Direktur Umum dan SDM Waluyo menegaskan dari sisi infrastuktur sudah dipersiapkan memadai, namun dari sisi people behavior-nya, perilaku kita untuk mengembangkan dari tacit knowledge (pengetahuan yang yang tersimpan, red) menjadi kodifikasi dan bisa diambil orang lain sangat penting sekali.

Knowledge Management akan kita jadikan sebagai keunggulan bersaing menuju world class oil and gas company,”katanya.• NS